Konsep, Prinsip, Dan Implikasi Teori Berguru Sosial Albert Bandura - foldersoal.com
Monday, August 31, 2015
Edit
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory ) dari Bandura_Konsep, Prinsip, dan Implikasi Teori Belajar Sosial Menurut Albert Bandura_Bandura mengemukakan bahwa siswa berguru melalui meniru. Pengertian menggandakan di sini bukan berarti menyontek, tetapi menggandakan hal-hal yang dilakukan oleh orang lain, terutama guru. Jika goresan pena guru baik, guru berbicara sopan santun dengan memakai bahasa yang baik dan benar, tingkah laris yang terpuji, membuktikan dengan terperinci dan sistematik, maka siswa akan menirunya. Jika contoh-contoh yang dilihatnya kurang baik ia pun menirunya. Dengan demikian guru harus menjadi insan model yang profesional.
Albert Bandura memandang tingkah laris insan bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akhir reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan bagan kognitif insan itu sendiri.
Teori berguru sosial (Social Learning Theory) dari Bandura ini merupakan campuran antara teori berguru behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip modifikasi perilaku.
A. Konsep Teori Belajar Sosial Menurut Bandura
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga konsep, yaitu:
1. Reciprocal determinism
Pendekatan yang menjelaskan tingkah laris insan dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara kognitif, tingkah laku, dan lingkungan. Orang menentukan/mempengaruhi tingkahlakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang itu juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan itu.
2. Beyond reinforcement
Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung pada reinforcement. Jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus dipilah-pilah untuk direforse satu persatu, bisa jadi orang malah tidak berguru apapun.
Menurutnya, reinforcement penting dalam memilih apakah suatu tingkah laris akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku.
Orang sanggup berguru melaksanakan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat, berarti tingkah laris ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.
3. Self-regulation/cognition
Teori berguru tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep bandura menempatkan insan sebagai langsung yang sanggup mengatur diri sendiri (self regulation), mensugesti tingkah laris dengan cara mengatur lingkungan, membuat proteksi kognitif, dan mengadakan konsekuensi bagi bagi tingkah lakunya sendiri.
B. Prinsip Dasar Belajar Sosial Menurut Bandura
Prinsip dasar berguru sosial (social learning) adalah:
1. Sebagian besar dari yang dipelajari insan terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian referensi sikap (modeling).
2. Dalam hal ini, seorang siswa mengubah sikap sendiri melalui penyaksian cara orang/sekelompok orang yang mereaksi/merespon sebuah stimulus tertentu.
3. Siswa sanggup mempelajari respons-respons gres dengan cara pengamatan terhadap sikap referensi dari orang lain, misalnya: guru/orang tuanya. Pendekatan teori berguru sosial terhadap proses perkembangan sosial dan budpekerti siswa ditekankan pada perlunya adaptasi merespons (conditioning) dan peniruan (imitation).
C. Implikasi Teori Belajar Sosial
Teori berguru sosial mempunyai banyak implikasi untuk penggunaan di dalam kelas, yaitu:
1. Siswa sering berguru hanya dengan mengamati orang lain, yaitu guru.
2. Menggambarkan konsekuensi sikap yang sanggup secara efektif meningkatkan sikap yang sesuai dan menurunkan yang tidak pantas. Hal ini sanggup melibatkan berdiskusi dengan pelajar perihal imbalan dan konsekuensi dari banyak sekali perilaku.
3. Modeling menyediakan alternatif untuk membentuk sikap gres untuk mengajar. Untuk mempromosikan model yang efektif, seorang guru harus memastikan bahwa empat kondisi esensial ada, yaitu perhatian, retensi, motor reproduksi, dan motivasi
4. Guru dan orangtua harus menjadi model sikap yang sesuai dan berhati-hati semoga mereka tidak menggandakan sikap yang tidak pantas,
5. Siswa harus percaya bahwa mereka bisa menuntaskan tugas-tugas sekolah. Sehingga sangat penting untuk berbagi rasa efektivitas diri untuk siswa. Guru sanggup meningkatkan rasa efektivitas diri siswa dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri siswa, mengatakan pengalaman orang lain menjadi sukses, danmenceritakan pengalaman sukses guru atau siswa itu sendiri.
6. Guru harus membantu siswa menetapkan impian yang realistis untuk prestasi akademiknya. Guru harus memastikan bahwa sasaran prestasi siswa tidak lebih rendah dari potensi siswa yang bersangkutan.
7. Teknik pengaturan diri menyediakan metode yang efektif untuk meningkatkan sikap siswa. Berbagai Sumber
Albert Bandura memandang tingkah laris insan bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus, melainkan juga akhir reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan bagan kognitif insan itu sendiri.
Teori berguru sosial (Social Learning Theory) dari Bandura ini merupakan campuran antara teori berguru behavioristik dengan penguatan dan psikologi kognitif, dengan prinsip modifikasi perilaku.
A. Konsep Teori Belajar Sosial Menurut Bandura
Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dari Bandura didasarkan pada tiga konsep, yaitu:
1. Reciprocal determinism
Pendekatan yang menjelaskan tingkah laris insan dalam bentuk interaksi timbal-balik yang terus menerus antara kognitif, tingkah laku, dan lingkungan. Orang menentukan/mempengaruhi tingkahlakunya dengan mengontrol lingkungan, tetapi orang itu juga dikontrol oleh kekuatan lingkungan itu.
2. Beyond reinforcement
Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu bergantung pada reinforcement. Jika setiap unit respon sosial yang kompleks harus dipilah-pilah untuk direforse satu persatu, bisa jadi orang malah tidak berguru apapun.
Menurutnya, reinforcement penting dalam memilih apakah suatu tingkah laris akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan satu-satunya pembentuk tingkah laku.
Orang sanggup berguru melaksanakan sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya. Belajar melalui observasi tanpa ada reinforcement yang terlibat, berarti tingkah laris ditentukan oleh antisipasi konsekuensi.
3. Self-regulation/cognition
Teori berguru tradisional sering terhalang oleh ketidaksenangan atau ketidakmampuan mereka untuk menjelaskan proses kognitif. Konsep bandura menempatkan insan sebagai langsung yang sanggup mengatur diri sendiri (self regulation), mensugesti tingkah laris dengan cara mengatur lingkungan, membuat proteksi kognitif, dan mengadakan konsekuensi bagi bagi tingkah lakunya sendiri.
B. Prinsip Dasar Belajar Sosial Menurut Bandura
Prinsip dasar berguru sosial (social learning) adalah:
1. Sebagian besar dari yang dipelajari insan terjadi melalui peniruan (imitation) dan penyajian referensi sikap (modeling).
2. Dalam hal ini, seorang siswa mengubah sikap sendiri melalui penyaksian cara orang/sekelompok orang yang mereaksi/merespon sebuah stimulus tertentu.
3. Siswa sanggup mempelajari respons-respons gres dengan cara pengamatan terhadap sikap referensi dari orang lain, misalnya: guru/orang tuanya. Pendekatan teori berguru sosial terhadap proses perkembangan sosial dan budpekerti siswa ditekankan pada perlunya adaptasi merespons (conditioning) dan peniruan (imitation).
C. Implikasi Teori Belajar Sosial
Teori berguru sosial mempunyai banyak implikasi untuk penggunaan di dalam kelas, yaitu:
1. Siswa sering berguru hanya dengan mengamati orang lain, yaitu guru.
2. Menggambarkan konsekuensi sikap yang sanggup secara efektif meningkatkan sikap yang sesuai dan menurunkan yang tidak pantas. Hal ini sanggup melibatkan berdiskusi dengan pelajar perihal imbalan dan konsekuensi dari banyak sekali perilaku.
3. Modeling menyediakan alternatif untuk membentuk sikap gres untuk mengajar. Untuk mempromosikan model yang efektif, seorang guru harus memastikan bahwa empat kondisi esensial ada, yaitu perhatian, retensi, motor reproduksi, dan motivasi
4. Guru dan orangtua harus menjadi model sikap yang sesuai dan berhati-hati semoga mereka tidak menggandakan sikap yang tidak pantas,
5. Siswa harus percaya bahwa mereka bisa menuntaskan tugas-tugas sekolah. Sehingga sangat penting untuk berbagi rasa efektivitas diri untuk siswa. Guru sanggup meningkatkan rasa efektivitas diri siswa dengan cara menumbuhkan rasa percaya diri siswa, mengatakan pengalaman orang lain menjadi sukses, danmenceritakan pengalaman sukses guru atau siswa itu sendiri.
6. Guru harus membantu siswa menetapkan impian yang realistis untuk prestasi akademiknya. Guru harus memastikan bahwa sasaran prestasi siswa tidak lebih rendah dari potensi siswa yang bersangkutan.
7. Teknik pengaturan diri menyediakan metode yang efektif untuk meningkatkan sikap siswa. Berbagai Sumber